Mamuju (ANTARA News) - Tim Universitas Hasanuddin, selaku tim yang ikut
menggagas program Gerakan Pembangunan Desa berbasis Masyarakat Mandiri
(Bangun Mandar) di Provinsi Sulawesi Barat, berpendapat program tersebut
dapat dijadikan percontohan untuk mempercepat pembangunan daerah
tertinggal.
Program Bangun Mandar ini sejatinya menjadi
program percontohan bagi daerah
tertinggal. Kami sangat yakin, program
Bangun Mandar yang bergulir sejak tahun 2010 ini akan mampu menjawab
tantangan percepatan desa tertinggal yang ada di Sulbar," kata Wakil
Rektor IV Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Dwia Aries Tina NK di
Mamuju, Sabtu.
Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir ini
program Bangun Mandar belum memberikan hasil nyata. Namun, masyarakat
perlu memahami bahwa program Bangun Mandar memiliki beberapa tahapan
untuk mencapai hasil lebih maksimal untuk mengatasi kawasan desa
tertinggal.
Sebetulnya, kata dia, program Bangun Mandar ini
tidak langsung melaksanakan kegiatan fisik atau pembangunan
infrastruktur di desa-desa tertinggal.
Yang harus dipahami
bahwa kegiatan Bangun Mandar selama dua tahun telah melakukan penyadaran
kritis atau membangun mental masyarakat. Jadi, saya rasa jika ada
beranggapan gagal maka itu perlu diklarifikasi secara
obyektif,"ungkapnya.
Dwie menyampaikan, sekarang ini Bangun
Mandar akan mencoba membuat produk unggulan masing-masing desa
tertinggal yang tersebar pada lima kabupaten yakni Mamuju, Majene,
Polman, Mamasa dan Mamuju Utara.
Jika program unggulan ini
telah berjalan maksimal maka setiap desa akan memiliki karakteristik
produk unggulan yang bisa menjadi pioner pembangunan di desa
lainnya,"ujarnya., Ia meyakini, ketika lahir produk unggulan
setiap desa maka dengan sendirinya akan lahir produk unggulan untuk
dikembangkan di provinsi hasil pemekaran Sulsel ini.
Dana
yang digelontorkan masyarakat mencapai milyaran setiap tahun itu tidak
perlu lagi ketika produk unggulan telah ada pada setiap desa
tertinggal,"ungkap dia., dwie menyampaikan, pelaksanaan
program Bangun Mandar dalam beberapa tahun terakir ini ada kendala yakni
ego sektoral masing-masing SKPD dan keseriusan secara menyeluruh oleh
semua pihak.
Jika memungkinkan kata dia, pemprov siapkan
dana block grant yang diperuntukkan khusus desa paling tertinggal untuk
membangun infrastruktur.
Program ini ditargetkan lima tahun bisa
berjalan optimal. Sebetulnya, tahun ketiga ini merupakan tahun kritis
sehingga semua pihak harus ikut bekerja serius dengan menghilangkan ego
sektoral setiap SKPD.