provinsi ini memiliki potensi sumber daya alam yang besar dan
bervariasi mulai dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan,
peternakan sampai perkebunan. Provinsi ini memiliki lahan sawah
beririgasi teknis seluas 11.366 ha, sawah beririgasi setengah teknis
2.813 ha, sawah beririgasi nonteknis atau sederhana seluas 15.254 ha,
dan lahan sawah tadah hujan seluas 26.012 ha, total saluran irigasi
mencapai 29.433 km.
Potensi sumberdaya alam itu belum termasuk lahan palawija seluas
11.441 ha dan
lahan hortikultura serta sayur-mayur seluas 5.220.363 ha.
Dengan luas lahan tersebut, provinsi ini menghasilkan produksi padi
sejumlah 253.885 ton yang dipanen di atas areal seluas 59.766 ha atau
rata-rata 4,25 ton per ha, palawija sebanyak 85.851 ton, hortikultura
dan
sayur-mayur sebanyak 683.965 ton.
Di sektor hutannya 1.120.583 ha atau 67% luas wilayah Provinsi
Sulawesi Barat, mempunyai hutan lindung seluas 700.020 ha, hutan
terbatas 341.904 ha dan hutan tetap 78.659 ha. Hutan-hutan inilah
menghasilkan 51.306 ton kayu dan 2.927 ton rotan dan damar.
Sumberdaya kelautan dan perikanan provinsi ini menghasilkan 18.456
ton ikan pada 2005, terdiri atas 37.720,4 ton perikanan laut dan 4.364
ton perikanan darat, terdiri atas 4.184,71 ton tambak air payau, 9,15
ton ikan kolam, 4,7 ton ikan sawah, dan 153,3 ton ikan rawa, Pemerintah
setempat mencatat bahwa perikanan laut sebanyak 60.116 ton/tahun. Areal
budidaya rumput lautnya seluas 20.337 ha dann areal budidaya tambak
seluas 13.662 ha. Kegiatan perikanan ini didukung oleh 17.616 kepala
keluarga atau 7,5% dari total penduduk di provinsi itu.
Di sektor peternakan, pada 2005 ternak besarnya terdiri atas 75.301
ekor sapi, 12.421 ekor kerbau dan 8.285 ekor kuda. Sementara ternak
kecilnya terdiri atas 179.530 ekor kambing dan 102.866 ekor babi.
Populasi itik berjumlah 1.661.893 ekor, ayam ras sebanyak 178.958 ekor
dan ayam kampung mencapai 4.033.262 ekor, Produksi peternakan meningkat
pada 2006, mencakup 88.511 ekor sapi, 15.456 ekor kerbau, 10.789 ekor
kuda, 243.235 ekor kambing dan 122.948 ekor babi. Populasi unggas juga
bertambah, mencakup ayam kampung 4.891,449 ekor, ayam potong sebanyak
447.795 ekor, ayam petelur sebanyak 180.651 ekor dan itik sebanyak
1.716.252 ekor.
Lahan perkebunan seluas 342.917 ha, terbagi dalam perkebunan rakyat
seluas 278.014 ha dan perkebunan besar swasta seluas 64.903 ha,
Komoditas unggulan di sektor perkebunan adalah kakao dengan luas lahan
116.425 ha menghasilkan 102.976 ton, diikuti jambu mete dengan luas
lahan 635 ha menghasilkan 144 ton, kelapa dalam dengan luas lahan 54.180
ha menghasilkan 52.259 ton, kelapa sawit dengan luas lahan 14.890 ha
menghasilkan 261.004 ton, kelapa hibrida dengan luas lahan 5.226 ha
menghasilkan 6.000 ton dan kopi robusta dengan luas lahan 18.835 ha
menghasilkan 7.065 ton.
Di sektor pertambangan dan energi, potensi sumberdaya alamnya
meliputi batu bara dengan potensi 322.142.102 ton. Kedua potensi ini
terdapat di Kabupaten Mamuju. Potensi bijih besi sebesar 88.819 ton
terdapat di Kabupaten Polewali Mandar, potensi tembaga 50.000 ton, zeng
dan mangan 15.000 ton. Semua potensi ini terdapat di Kecamatan Karossa,
Kabupaten Mamuju. Potensi pasir kuarsa sangat besar, sebanyak 3.534.411
ton dan zeolit di Kabupaten Mamasa dengan potensi sebesar 17.057.600
ton, kaolin di Kabupaten Polewali Mandar dengan potensi sebesar 570.937
ton, batu gamping sebesar 3.864.430 ton di Kabupaten Majene serta
potensi marmer dengan potensi sebesar 570.937 ton. Setelah di
eksplorasi, potensi minyak dan gas bumi terdapat di Kabupaten Bloka
Surumanal Pasangkayu, Kurna, BudangBudong, dan Karama.
Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007).